Selasa, September 16, 2008

BAGAIMANA ALKOHOLISME DAN ADIKSI MEMPENGARUHI KELUARGA

SEBUAH PETUNJUK BAGI KELUARGA

Apabila anda hidup dengan-atau sangat perduli dengan- seseorang yang tergantung dengan zat kimia, pemulihan adalah waktu yang sangat penting buat anda. Saat pemulihan menjadi sebuah kesempatan untuk membangun dan meperbaiki hubungan anda, tapi ini hanya akan berhasil apabila setiap orang berupaya keras dalam melewati efek dari penyakit adiksi. Untuk dapat berpatisipasi dalam upaya ini, anda perlu memahami fase pemulihan yang kami gambarkan.

Tidak ada seorangpun yang perlu mengatakan kepada anda bahwa adiksi yang dialami pasangan anda, anak anda, orang tua anda, teman anda, pacar anda telah mempengaruhi keseluruhan hidup anda. Anda mungkin merasakannya setiap hari. Namun yang mungkin tidak anda sadari adalah penyakit ini telah dengan luar biasa mempengaruhi perilaku anda sendiri.

BAGAIMANA ALKOHOLISME DAN ADIKSI MEMPENGARUHI KELUARGA

Pada saat penyakit yang serius menimpa salah satu anggota keluarga, ada yang mengalami denial/ penyangkalan, kemarahan, kegelisahan, depresi. Semua melakukan segala hal untuk membantu si pasien, atau mereka menarik diri dalam kebingungan dan tekanan. Hal yang sama juga terjadi saat penyakitnya adalah alkoholisme/ adiksi, tapi dampaknya terasa pada waktu penyakitnya sedang berkembang, jauh sebelum seseorangpun menyangka bahwa ada kejanggalan dan jauh sebelum diagnosis dibuat.

Perlahan, saat alkohol ataupun narkoba mengambil alih, keluarga-secara instingtual mulai menjaga diri sendiri-mulai berubah. Para anggota keluarga mulai menunjukan perilaku terlalu bertanggung jawab dan ketidak berdayaan, menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan si pecandu, kemarahan dan kemaafan, rasa sakit dan rasa takut. Mereka mencoba memanipulasi, mencari alasan, memohon agar si pecandu merubah perilakunya, dan hampir selalu gagal. Saat penyakitnya berkembang, si pecandu semakin kehilangan kendali atas hidupnya, namun ironisnya justru mengambil alih hidup anggota keluarga lainnya. Istilah yang sering digunakan untuk mengambarkan mereka yang berada dalam kekacauan hidup pecandu adalah “KO-DEPENDEN”. Tetapi
ketergantungan mereka bukan pada narkoba tapi pada sang pecandu narkoba.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan para anggota keluarga dalam menghadapi stress dan ketidaktentuan saat hidup dengan dengan pecandu.

MENUTUP-NUTUPI. Si Alkoholik dan Pecandu selalu berbohong pada kita. Saat masalah akibat narkoba muncul, anggota keluarga biasanya melakukan segala upaya untuk menutupi rasa malu mereka, sama seperti menutupi kenyataan bahwa ada pencandu dalam keluarga mereka.

Akibatnya anggota keluarga atau orang terdekat menolong/enable si pecandu, walaupun penyakit adiksi dikeluarga bertambah parah. Ini akhirnya menyulitkan semua pihak, terutama bagi si pecandu bahwa terdapat masalah dalam keluarga.
Adiksi dan kekacauan yang ada dalam keluarga ditutupi. Perasaan yang menyakitkan akibat adiksi mereka ditekan. Kegalauan ada dan nyata dalam keluarga, namun tetap “dibungkus”.


Petunjuk
¨ Setiap orang dalam keluarga seorang alkoholik/ pecandu dipengaruhi oleh penyakit adiksi
¨ Orang yang dekat dan memiliki peranan penting dalam proses penyakit adiksi pecandu (dengan enabling) mempunyai peran yang sama pentingnya dalam proses pemulihan pecandu.
¨ Anda boleh membenci penyakit alkoholisme/ adiksi, tapi cintailah orang yang memilikinya..
¨ Setiap individu bertanggung jawab bagi pemulihan dirinya, bukan tanggung jawab anggota keluarga lainnya. (kecuali anak yang masih kecil)
Walaupun anda telah bekerja keras untuk pemulihan anda, anggota keluarga yang lain mungkin masih tetap sakit
¨ Ketika setiap individu dalam keluarga pulih, mereka bisa bekerja sama menuju pemulihan keluarga.
¨ Al-lanon, Nar-anon, kelompok pendukung keluarga menawarkan sebuah jalan keluar-dari masalah kendali yang muncul akibat adiksi, dan kebiasaan berbohong untuk menutupi adiksi yang ada.

RASIONALISASI. Daripada mengakui ketidak berdayaan yang muncul dari adiksi yang sudah tidak terkendali, keluarga cenderung membuat rasionalisasi seperti: “Anak itu memang sedang tertekan.” “Teman-teman bergaulnya memang terlalu bebas.” “Kadang-kadang ia memang suka lepas kendali.”

MENARIK-DIRI. Apabila orang-tua khawatir si anak akan mabuk saat berada dalam acara keluarga besar, atau undangan, mereka akan berhenti bepergian ke acara seperti itu, atau tidak mengajak si anak. Apabila seorang istri tidak bisa mengharapkan suaminya untuk bisa berdiskusi dan menyelesaikan masalah keluarga, sang istri otomatis akan menyimpan masalah itu sendirian, dan tidak berkonsultasi pada suaminya. Apabila seorang anak merasa ibunya tidak menanggapi kebutuhannya, anak itu akan berhenti meminta.

MENYALAHKAN. Anggota keluarga mungkin menyalahkan diri mereka atas kekacauan yang menguasai kehidupan dirumah: “Mungkin saya kurang menyayangi anak saya, atau kurang mampu menyediakan kebutuhan keluarga, atau kurang memperhatikan anak saya.” Dalam situasi tertentu bahkan ada anggota keluarga yang berpikir bahwa si pecandu tidak berbuat salah; perilaku mereka sendiri menjadi sangat terdistorsi dan rasionalisasi yang dibuat oleh si pecandu begitu menyakinkan, sehingga mereka mulai percaya bahwa anggota keluarga lah yang bermasalah. Sudah tentu mereka mungkin pada akhirnya menyalahkan si pecandu.

CERAMAH DAN MENGONTROL. Setelah mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres (walaupun baru dapat diketahui dengan jelas setelah beberapa waktu), keluarga mulai saling menyalahkan, saling memaki, memohon. Salah satu anggota keluarga, atau mungkin lebih, mulai mencoba mengontrol dan mengarahkan hidup si pecandu – bahkan sampai terobsesi untuk mengendalikan setiap langkah pecandu, namun selalu gagal.

KELUAR. Apabila keluarga gagal untuk membantu pecandu dalam keluarga dengan kelembutan atau merubah pecandu dengan “marah besar”, beberapa anggota keluarga lalu menyerah. Mereka keluar dari rumah baik secara fisik (menghindar dari rumah, pindah rumah/ kos) atau secara emosional (menarik diri). Mereka berusaha hidup didunianya sendiri, agar tidak terpengaruh oleh kehidupan adiksi yang terjadi dirumah. Sayangnya cara-cara diatas, kecuali yang terakhir, tidak membawa keberhasilan.
Lebih jauh lagi, itu semua justru menumbuh suburkan kebiasaan dan adiksi pecandu dan membuat anggota keluarga yang lain semakin tertekan.
Pada saat seseorang lumpuh karena kecelakaan, berat badan berpindah dari bagian tubuh yang lumpuh, dan tekanan bertambah ke bagian tubuh yang lain, mengganggu kemampuan berjalan dan menimbulkan rasa sakit atau luka dibagian tubuh yang lain. Hal yang sama juga teradi pada keluarga. Saat stress dan tanggung jawab berpindah dari anggota keluarga yang “sakit” ke lainnya, terjadi ketidak seimbangan. Ketidak seimbangan itu juga tidak akan langsung hilang pada saat pemulihan dan sobriety dimulai. Sama seperti pada orang yang pincang membutuhkan fisioterapi, jadi sebuah terapi emosional yang ekstensif mungkin diperlukan untuk membantu proses pemulihan keluarga. Ini membutuhkan waktu dan upaya. Ini adalah tugas utama dalam masa pemulihan.

ENABLING
Bila anda berhubungan dengan pecandu, sulit bagi anda untuk terhindar dari istilah “Enabling”. Apa artinya? Sederhana, bahwa mereka yang hidup dengan orang yang kecanduan cenderung untuk beradaptasi dalam hal yang akan memudahkan mereka – pasti ‘enable’ mereka – untuk terus berada dalam kecanduan mereka. Anggota keluarga akan mengambil alih tanggung jawab si pecandu, mencukupi kebutuhannya, memaafkan perilaku yang sebenarnya tidak bisa dimaafkan, dan terus menerus berusaha menyayangi dan mencintai mereka. Orang tua menutup mata pada perilaku yang mencurigakan, memberikan uang saku yang berlebihan, membuatkan surat dokter untuk penyakit yang mengada-ada.

Mengapa orang melakukan ‘enable’? Anehnya, bukan untuk kepentingan si pecandu-‘enabling’ sebenarnya membahayakan pecandu. Keluarga biasanya melakukan ‘enable’ untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Ini adalah usaha untuk menstabilisasi hubungan mereka, untuk melawan alienasi yang berkembang, untuk merayu si pecandu untuk kembali dalam hubungan keluarga dengan menyediakan hal-hal yang kelihatannya menjauhkan pecandu dari narkoba.

Walaupun taktik ini mungkin sangat efektif untuk menarik anggota keluarga (yang tidak kecanduan) yang tersingkirkan untuk kembali, tapi tidak efektif dan sebenarnya kontraproduktif saat digunakan pada pecandu. “Enabling” adalah lem yang buruk kualitasnya. Bukan saja tidak berhasil dalam menjaga keutuhan keluarga, ataupun persahabatan, ini justru menyuburkan penyakit adiksi untuk bertumbuh ke tingkat yang lebih serius dan membahayakan kemungkinan untuk sebuah pemulihan yang baik.

Tidak ada komentar: