Selasa, September 16, 2008

PEMULIHAN PENGGUNA NAFZA

Sebelum pemulihan dapat dimulai, ada tiga hal yang harus dilakukan. Anda dapat memainkan banyak peran yang medukung, tapi perlu diingat, anda tidak dapat mengendalikan situasi.

1. Recognition/ Menyadari. Pertama-tama, anggota keluarga harus menyadari bahwa terdapat sebuah masalah. Mungkin anda tahu saat mendapat panggilan dari sekolah/ kampus, menyadari barang-barang dirumah mulai hilang tak jelas. Seorang teman dekat atau anggota keluarga si pecandu mulai menyarankan si pecandu untuk mencari pertolongan, atau mungkin anda sendiri yang melakukan hal itu. Karena penyangkalan adalah bagian dari penyakit adiksi, si pecandu atau anggota keluarga yang lain bisa saja menjadi orang terakhir yang tahu bahwa ada masalah dalam keluarga.
2. Acceptance/ Penerimaan. Pemulihan tidak akan berjalan sampai si pecandu memiliki kesediaan dan juga menerima kenyataan adiksi dalam hidupnya. Beberapa pecandu mungkin telah mencapai titik dimana mereka siap mengakui dan berkata,”Saya adalah seorang pecandu.” Ada juga yang mungkin hanya siap berkata,” Kalau Ayah/Ibu (atau Kakak, atau adik) pikir bahwa saya seorang pecandu, saya akan berhenti.” Ini tetap sebuah bentuk denial/ penyangkalan, tapi ini memungkinkan sebuah harapan. Apabila denial/ penyangkalan menjadi lebih kuat, “Apa apaan, saya nggak make kok! Saya tidak apa-apa.” mungkin perlu adanya sebuah intervensi. Bahkan apabila itu tidak berhasil anda telah menyiapkan langkah untuk dimasa yang akan datang. (Baca Intervensi)
3. Keputusan untuk mendapatkan pertolongan. Tidak cukup bagi si pecandu untuk mengatakan, “Ya, saya akan berhenti.” Ini hanyalah awal dari sebuah awal yang baru. Keputusan untuk sebuah hidup baru yang bebas dari narkoba harus dibuat. Sebagai orang yang mengetahui keadaan si pecandu masalah pecandu dan keadaan keluarga, anda menjadi orang yang penting dalam menentukan metode yang dibutuhkan untuk perawatan si pecandu. Idealnya keputusan harus dibuat dengan profesional (dokter/psikiater/ psikolog/ konselor), anggota keluarga, dan si pecandu.

DETOKSIFIKASI

Pemulihan tidak dapat dimulai apabila pemakai narkoba belum berakhir. Untuk beberapa orang proses detoksifikasi-proses pembersihan zat narkotika/alkohol –

boleh jadi sangat sulit; dan ada juga yang mudah. Ini dapat disebabkan zat adiktif yang digunakan, tingkat ketergantungannya, dan reaksi si pecandu saat mengalami gejala putus zat (sakaw).

BAGAIMANA ALKOHOLISME DAN ADIKSI MEMPENGARUHI KELUARGA

SEBUAH PETUNJUK BAGI KELUARGA

Apabila anda hidup dengan-atau sangat perduli dengan- seseorang yang tergantung dengan zat kimia, pemulihan adalah waktu yang sangat penting buat anda. Saat pemulihan menjadi sebuah kesempatan untuk membangun dan meperbaiki hubungan anda, tapi ini hanya akan berhasil apabila setiap orang berupaya keras dalam melewati efek dari penyakit adiksi. Untuk dapat berpatisipasi dalam upaya ini, anda perlu memahami fase pemulihan yang kami gambarkan.

Tidak ada seorangpun yang perlu mengatakan kepada anda bahwa adiksi yang dialami pasangan anda, anak anda, orang tua anda, teman anda, pacar anda telah mempengaruhi keseluruhan hidup anda. Anda mungkin merasakannya setiap hari. Namun yang mungkin tidak anda sadari adalah penyakit ini telah dengan luar biasa mempengaruhi perilaku anda sendiri.

BAGAIMANA ALKOHOLISME DAN ADIKSI MEMPENGARUHI KELUARGA

Pada saat penyakit yang serius menimpa salah satu anggota keluarga, ada yang mengalami denial/ penyangkalan, kemarahan, kegelisahan, depresi. Semua melakukan segala hal untuk membantu si pasien, atau mereka menarik diri dalam kebingungan dan tekanan. Hal yang sama juga terjadi saat penyakitnya adalah alkoholisme/ adiksi, tapi dampaknya terasa pada waktu penyakitnya sedang berkembang, jauh sebelum seseorangpun menyangka bahwa ada kejanggalan dan jauh sebelum diagnosis dibuat.

Perlahan, saat alkohol ataupun narkoba mengambil alih, keluarga-secara instingtual mulai menjaga diri sendiri-mulai berubah. Para anggota keluarga mulai menunjukan perilaku terlalu bertanggung jawab dan ketidak berdayaan, menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan si pecandu, kemarahan dan kemaafan, rasa sakit dan rasa takut. Mereka mencoba memanipulasi, mencari alasan, memohon agar si pecandu merubah perilakunya, dan hampir selalu gagal. Saat penyakitnya berkembang, si pecandu semakin kehilangan kendali atas hidupnya, namun ironisnya justru mengambil alih hidup anggota keluarga lainnya. Istilah yang sering digunakan untuk mengambarkan mereka yang berada dalam kekacauan hidup pecandu adalah “KO-DEPENDEN”. Tetapi
ketergantungan mereka bukan pada narkoba tapi pada sang pecandu narkoba.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan para anggota keluarga dalam menghadapi stress dan ketidaktentuan saat hidup dengan dengan pecandu.

MENUTUP-NUTUPI. Si Alkoholik dan Pecandu selalu berbohong pada kita. Saat masalah akibat narkoba muncul, anggota keluarga biasanya melakukan segala upaya untuk menutupi rasa malu mereka, sama seperti menutupi kenyataan bahwa ada pencandu dalam keluarga mereka.

Akibatnya anggota keluarga atau orang terdekat menolong/enable si pecandu, walaupun penyakit adiksi dikeluarga bertambah parah. Ini akhirnya menyulitkan semua pihak, terutama bagi si pecandu bahwa terdapat masalah dalam keluarga.
Adiksi dan kekacauan yang ada dalam keluarga ditutupi. Perasaan yang menyakitkan akibat adiksi mereka ditekan. Kegalauan ada dan nyata dalam keluarga, namun tetap “dibungkus”.


Petunjuk
¨ Setiap orang dalam keluarga seorang alkoholik/ pecandu dipengaruhi oleh penyakit adiksi
¨ Orang yang dekat dan memiliki peranan penting dalam proses penyakit adiksi pecandu (dengan enabling) mempunyai peran yang sama pentingnya dalam proses pemulihan pecandu.
¨ Anda boleh membenci penyakit alkoholisme/ adiksi, tapi cintailah orang yang memilikinya..
¨ Setiap individu bertanggung jawab bagi pemulihan dirinya, bukan tanggung jawab anggota keluarga lainnya. (kecuali anak yang masih kecil)
Walaupun anda telah bekerja keras untuk pemulihan anda, anggota keluarga yang lain mungkin masih tetap sakit
¨ Ketika setiap individu dalam keluarga pulih, mereka bisa bekerja sama menuju pemulihan keluarga.
¨ Al-lanon, Nar-anon, kelompok pendukung keluarga menawarkan sebuah jalan keluar-dari masalah kendali yang muncul akibat adiksi, dan kebiasaan berbohong untuk menutupi adiksi yang ada.

RASIONALISASI. Daripada mengakui ketidak berdayaan yang muncul dari adiksi yang sudah tidak terkendali, keluarga cenderung membuat rasionalisasi seperti: “Anak itu memang sedang tertekan.” “Teman-teman bergaulnya memang terlalu bebas.” “Kadang-kadang ia memang suka lepas kendali.”

MENARIK-DIRI. Apabila orang-tua khawatir si anak akan mabuk saat berada dalam acara keluarga besar, atau undangan, mereka akan berhenti bepergian ke acara seperti itu, atau tidak mengajak si anak. Apabila seorang istri tidak bisa mengharapkan suaminya untuk bisa berdiskusi dan menyelesaikan masalah keluarga, sang istri otomatis akan menyimpan masalah itu sendirian, dan tidak berkonsultasi pada suaminya. Apabila seorang anak merasa ibunya tidak menanggapi kebutuhannya, anak itu akan berhenti meminta.

MENYALAHKAN. Anggota keluarga mungkin menyalahkan diri mereka atas kekacauan yang menguasai kehidupan dirumah: “Mungkin saya kurang menyayangi anak saya, atau kurang mampu menyediakan kebutuhan keluarga, atau kurang memperhatikan anak saya.” Dalam situasi tertentu bahkan ada anggota keluarga yang berpikir bahwa si pecandu tidak berbuat salah; perilaku mereka sendiri menjadi sangat terdistorsi dan rasionalisasi yang dibuat oleh si pecandu begitu menyakinkan, sehingga mereka mulai percaya bahwa anggota keluarga lah yang bermasalah. Sudah tentu mereka mungkin pada akhirnya menyalahkan si pecandu.

CERAMAH DAN MENGONTROL. Setelah mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres (walaupun baru dapat diketahui dengan jelas setelah beberapa waktu), keluarga mulai saling menyalahkan, saling memaki, memohon. Salah satu anggota keluarga, atau mungkin lebih, mulai mencoba mengontrol dan mengarahkan hidup si pecandu – bahkan sampai terobsesi untuk mengendalikan setiap langkah pecandu, namun selalu gagal.

KELUAR. Apabila keluarga gagal untuk membantu pecandu dalam keluarga dengan kelembutan atau merubah pecandu dengan “marah besar”, beberapa anggota keluarga lalu menyerah. Mereka keluar dari rumah baik secara fisik (menghindar dari rumah, pindah rumah/ kos) atau secara emosional (menarik diri). Mereka berusaha hidup didunianya sendiri, agar tidak terpengaruh oleh kehidupan adiksi yang terjadi dirumah. Sayangnya cara-cara diatas, kecuali yang terakhir, tidak membawa keberhasilan.
Lebih jauh lagi, itu semua justru menumbuh suburkan kebiasaan dan adiksi pecandu dan membuat anggota keluarga yang lain semakin tertekan.
Pada saat seseorang lumpuh karena kecelakaan, berat badan berpindah dari bagian tubuh yang lumpuh, dan tekanan bertambah ke bagian tubuh yang lain, mengganggu kemampuan berjalan dan menimbulkan rasa sakit atau luka dibagian tubuh yang lain. Hal yang sama juga teradi pada keluarga. Saat stress dan tanggung jawab berpindah dari anggota keluarga yang “sakit” ke lainnya, terjadi ketidak seimbangan. Ketidak seimbangan itu juga tidak akan langsung hilang pada saat pemulihan dan sobriety dimulai. Sama seperti pada orang yang pincang membutuhkan fisioterapi, jadi sebuah terapi emosional yang ekstensif mungkin diperlukan untuk membantu proses pemulihan keluarga. Ini membutuhkan waktu dan upaya. Ini adalah tugas utama dalam masa pemulihan.

ENABLING
Bila anda berhubungan dengan pecandu, sulit bagi anda untuk terhindar dari istilah “Enabling”. Apa artinya? Sederhana, bahwa mereka yang hidup dengan orang yang kecanduan cenderung untuk beradaptasi dalam hal yang akan memudahkan mereka – pasti ‘enable’ mereka – untuk terus berada dalam kecanduan mereka. Anggota keluarga akan mengambil alih tanggung jawab si pecandu, mencukupi kebutuhannya, memaafkan perilaku yang sebenarnya tidak bisa dimaafkan, dan terus menerus berusaha menyayangi dan mencintai mereka. Orang tua menutup mata pada perilaku yang mencurigakan, memberikan uang saku yang berlebihan, membuatkan surat dokter untuk penyakit yang mengada-ada.

Mengapa orang melakukan ‘enable’? Anehnya, bukan untuk kepentingan si pecandu-‘enabling’ sebenarnya membahayakan pecandu. Keluarga biasanya melakukan ‘enable’ untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Ini adalah usaha untuk menstabilisasi hubungan mereka, untuk melawan alienasi yang berkembang, untuk merayu si pecandu untuk kembali dalam hubungan keluarga dengan menyediakan hal-hal yang kelihatannya menjauhkan pecandu dari narkoba.

Walaupun taktik ini mungkin sangat efektif untuk menarik anggota keluarga (yang tidak kecanduan) yang tersingkirkan untuk kembali, tapi tidak efektif dan sebenarnya kontraproduktif saat digunakan pada pecandu. “Enabling” adalah lem yang buruk kualitasnya. Bukan saja tidak berhasil dalam menjaga keutuhan keluarga, ataupun persahabatan, ini justru menyuburkan penyakit adiksi untuk bertumbuh ke tingkat yang lebih serius dan membahayakan kemungkinan untuk sebuah pemulihan yang baik.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN PADA NAFZA

TEMBAKAU

Penggunaan produk-produk tembakau adalah penyebab utama penyakit dan kematian yang berhubungan dengan rokok, dan merupakan masalah kesehatan utama. Merokok secara reguler merupakan faktor risiko sejumlah masalah kesehatan untuk jangka panjang, di antaranya:
Ø penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,
Ø penyakit saluran napas obstruktif kronik (bronkitis kronik, asma, emfisema)
Ø kanker paru, kandung kencing, payudara, mulut, tenggorokan dan esofagus.
· Merokok dapat meningkatkan keparahan atau risiko komplikasi masalah-masalah kesehatan lain, seperti:
Ø tekanan darah tinggi,
Ø diabetes,
Ø asma
· Anak-anak dari orang tua perokok berada pada risiko tinggi mengalami masalah kesehatan, misalnya:
Ø infeksi saluran nafas
Ø alergi dan asma.
Wanita hamil yang merokok merupakan risiko tinggi terjadi:
Ø keguguran
Ø kelahiran prematur,
Ø memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
· Paparan asap rokok terhadap lingkungan (perokok pasif) juga meningkatkan risiko masalah-masalah kesehatan di antara orang-orang yang tidak merokok.
· Penggunaan produk-produk tembakau selain merokok, misalnya dikunyah dan dihirup, juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
· Menggunakan tembakau juga berhubungan dengan:
Ø cepat tua dan pengerutan kulit
Ø nafas berbau,
Ø bau badan.


ALKOHOL

Bagi beberapa orang, alkohol kadar rendah dapat menguntungkan kesehatan, khususnya untuk mengurangi risiko penyakit jantung pada usia pertengahan. Untuk mendapatkan risiko terendah dari penggunaan alkohol yaitu dengan mengkonsumsi rata-rata satu standard minuman per hari untuk pria dan kurang dari satu standard minuman per hari bagi wanita. Namun demikian, konsumsi alkohol yang berlebihan merupakan faktor risiko terjadinya masalah kesehatan dan sosial yang pelik dan merupakan penyebab utama penyakit dan kematian dini.

Intoksikasi akut :
Ø perilaku agresif dan kasar
Ø meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera
Ø mual dan muntah
Ø kelemahan (nyeri kepala, dehidrasi, mual, dll)
Ø mengurangi kemampuan seksual

Konsumsi berlebihan secara kronis dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Risiko tinggi minum alkohol berlebihan berhubungan dengan terjadinya:
Ø tekanan darah tinggi dan stroke
Ø ansietas, depresi dan bunuh diri
Ø penyakit hati
Ø masalah pencernaan, luka dan radang pankreas,
Ø blackouts dan halusinasi
Ø kesukaran mengingat dan memecahkan masalah
Ø cepat tua
Ø impotensi
Ø cedera otak permanen yang menyebabkan hilangnya ingatan, defisit kognitif dan disorientasi,
Ø kesukaran mobilitas sebagai akibat dari osteoporosis, gout, dan otot dan kerusakan saraf,
Ø kanker mulut, tenggorokan, dan payudara


Toleransi dan ketergantungan dapat terjadi setelah penggunaan alkohol berlebihan secara kronis, dan peminum yang ketagihan dapat menderita gejala-gejala putus zat bila mereka mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol mereka. Withdrawal alkohol yang berat dan terkomplikasi dengan tremens delirium merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala withdrawal yaitu:
Ø tremor
Ø berkeringat banyak
Ø ansietas
Ø mual, muntah dan diare
Ø insomnia
Ø nyeri kepala
Ø halusinasi
Ø kejang


Wanita yang mengkonsumsi alkohol selama kehamilan berada pada risiko melahirkan bayi yang menderita sindrom alkohol fetus yaitu terjadinya deformitas dan kegagalan perkembangan otak.

KANABIS

Hampir di seluruh dunia, kanabis atau ganja paling banyak di konsumsi sebagai zat terlarang. Toksisitas kanabis rendah dan hampir tidak ada laporan kematian yang disebabkan oleh kanabis saja. Namun demikian, penyalahgunaan kanabis berhubungan dengan terjadinya sejumlah konsekuensi kesehatan negatif.

Intoksikasi akut dengan kanabis berkaitan dengan meningkatnya risiko:
Ø Ansietas
Ø Disforia
Ø Paranoia
Ø Panik
Ø Nausea
Ø Kerusakan perhatian dan ingatan
Ø Meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan cedera.
Orang-orang dengan riwayat atau keluarga skizofrenia, risiko mengalami psikosis sebagai akibat dari penggunaan kanabis meningkat.
Merokok kanabis atau ganja secara teratur menyebabkan terjadinya banyak risiko pada mereka yang merokok tembakau, sehingga meningkatkan risiko:
Ø Penyakit saluran napas
Ø Kanker paru, kanker saluran cerna dan saluran napas atas.
Merokok kanabis juga meningkatkan keparahan dan risiko komplikasi penyakit seperti:
Ø Tekanan darah tinggi
Ø Penyakit jantung
Ø Asma
Ø Bronkitis
Ø Emfisema
Penggunaan teratur dari kanabis dapat menyebabkan:
Ø Penurunan ingatan dan kemampuan memecahkan masalah
Ø Kehilangan motivasi
Ø Penurunan libido
Ø Depresi
Ø Toleransi dan ketergantungan
Penyalahgunaan kanabis dalam kehamilan memiliki efek-efek yang sama dengan merokok tembakau baik pada ibu maupun bayinya.


KOKAIN

Penyalahgunaan kokain berkaitan dengan terjadinya masalah-masalah kesehatan fisik dan mental yang pelik. Masalah fisik yang paling sering yaitu:
Ø Percepatan denyut jantung
Ø Nyeri kepala
Ø Kehilangan berat badan
Ø Mati rasa
Ø Kulit lembab
Ø Menggaruk-garuk kulit
Ø Meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera
Ø Melemahkan dan mengurangi imunitas terhadap infeksi.

Masalah kesehatan jiwa yaitu:
Ø Sulit tidur
Ø Intense craving
Ø Paranoia
Ø Ansietas
Ø Depresi
Ø Euforia dan mania
Ø Agresif
Ø Kesulitan mengingat sesuatu

Penyalahgunaan berulang-ulang dengan dosis tinggi dapat menyebabkan psikosis

Terdapat risiko bermakna terjadinya komplikasi toksik dan kematian tiba-tiba. Kematian biasanya disebabkan oleh efek-efek kardiovaskular.

Penyalahgunaan kokain berkaitan dengan perilaku yang berisiko tinggi termasuk mengarah pada penyalahgunaan dengan cara menyuntik dan seks bebas sehingga menempatkan pengguna dan pasangannya pada risiko bermakna terjadinya infeksi menular seksual dan virus yang menular melalui darah.

STIMULAN- JENIS AMFETAMIN (AMPHETAMINE TYPE STIMULANT (ATS)

Amfetamin (termasuk dexamphetamin dan methamphetamine) memiliki efek serupa dengan kokain dan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan jiwa.

Masalah fisik:
Ø Sulit tidur
Ø Kehilangan selera makan dan berat badan
Ø Dehidrasi
Ø Nyeri kepala dan nyeri otot
Ø Napas pendek
Ø Tremor dan denyut jantung tidak teratur
Ø Mengurangi ketahanan terhadap infeksi
Ø Ketidakmampuan/kesulitan seksual

Masalah kesehatan jiwa:
Ø Psikosis setelah penyalahgunaan yang berulang-ulang dengan dosis tinggi
Ø Ansietas, depresi, euforia dan mania
Ø Agitasi
Ø Paranoia
Ø Halusinasi
Ø Perilaku agresif dan kasar
Ø Kesulitan mengingat sesuatu

Penyalahgunaan methamphetamine dosis tinggi jangka panjang merupakan faktor risiko terjadinya malnutrisi dan dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak permanen.

Ditemukan juga prevalensi tinggi terjadinya masalah kesehatan yaitu:
Ø Masalah hubungan dengan pasangan, sahabat dan kerabat
Ø Masalah keuangan
Ø Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan sekolah

Ekstasi (MDMA) juga termasuk jenis ATS. Beberapa efeknya sama dengan ATS tapi ekstasi juga berkaitan dengan kondisi yang sangat jarang terjadi, tapi bila terjadi sangat mengancam jiwa yaitu:
Ø Hiperthermia (suhu badan yang sangat tinggi)
Ø Gangguan elektrolit dan air dalam tubuh
Ø Kerusakan hati
Ø Perdarahan otak



Ekstasi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa yang terus menerus, yaitu:
Ø Kesulitan mengingat sesuatu
Ø Depresi
Ø Gangguan panik
Ø “flashbacks” dan delusi

Terdapat bukti bahwa ekstasi adalah zat yang neurotoksik dan menyebabkan kerusakan saraf otak.


INHALAN

Intoksikasi akut dengan inhalan dapat menyebabkan:
Ø Pusing dan halusinasi
Ø Nausea
Ø Drowsiness, disorientasi dan penglihatan kabur
Ø Kehilangan pengendalian diri
Ø Tidak sadar, delirium
Ø Kecelakaan dan cedera
Ø Kematian karena gagal jantung

Penyalahgunaan kronis berkaitan dengan:
Ø Kelelahan
Ø Mata merah dan berair, batuk, pilek, dan bintik-bintik disekitar hidung
Ø Gemetar, tremor, dan reaksi lambat
Ø Kerusakan jatung, paru, hati dan ginjal
Ø Nyeri kepala kronis, masalah sinus dan perdarahan hidung
Ø Ketidaksanggupan pencernaan dan ulkus lambung
Ø Hilang ingatan dan konfusi
Ø Depresi dan agresi.



SEDATIF/ HIPNOTIKA

Penyalahgunaan sedatif dan hipnotika berkaitan dengan:
Ø Drowsiness, pusing, dan bingung-bingung
Ø Ketidakseimbangan berjalan dan jatuh
Ø Depresi
Ø Masalah tidur
Ø Nyeri kepala
Ø Skin rash
Ø Nausea

Toleransi dan ketergantungan terhadap sedatif atau pil-pil tidur dapat terjadi setelah periode pendek penggunaan obat-obat ini. Gejala-gejala witdhdrawal yaitu:
Ø Ansietas dan panik
Ø Insomnia
Ø Nyeri kepala
Ø Berkeringan banyak dan demam
Ø Mual dan muntah
Ø Konvulsi

Bila sedatif digunakan bersama dengan obat-obat depresan lain seperti opioid atau alkohol, maka dapat menyebabkan meningkatnya efek obat-obat tersebut dengan demikian meningkatkan risiko over dosis dan kematian.


HALUSINOGEN

Efek-efek halusinogen tidak dapat diprediksi dan bisa berbeda bagi tiap pengguna atau dalam tiap peristiwa. Dapat menyebabkan:
Ø halusinasi menyenangkan atau tidak menyenangkan
Ø kesulitan tidur
Ø pengambangan mood, ansietas, panik, paranoia atau euforia
Ø kelemahan otot, mati rasa, twitching, tremor atau kejang
Ø denyut jantung meningkat dan tekanan darah
Ø perubahan suhu tubuh dan berkeringat
Ø mual dan muntah

Penyalahgunaan halusinogen jangka panjang dapat meningkatkan efek-efek penyakit jiwa seperti skizofrenia. Pengguna juga dapat mengalami “flashback” – pengulangan kembali secara spontan efek-efek halusinogen yang pernah digunakan dulu.


OPIOID

Memperlambat sistem saraf pusat dan mengurangi nyeri. Efek-efek jangka pendek meliputi:
Ø Mual dan muntah
Ø Pernafasan dangkal
Ø Drowsiness
Ø Konstipasi
Ø Gatal-gatal

Efek-efek jangka panjang yaitu:
Ø Sering terjadi pengeroposan gigi
Ø Konstipasi
Ø Periode menstruasi tidak teratur
Ø Impotensi dan mengurangi libido.

Over dosis opioid terjadi bila sejumlah opioid atau obat-obat depresan lain menyebabkan depresi saluran napas dan orang tersebut tidur sampai koma dan akhirnya meninggal. Risiko kelebihan dosis sangat tinggi bila mereka juga mengkonsumsi alkohol atau sedatif bersama-sama.

Pengguna opioid (heroin) reguler dapat mengalami toleransi dan ketergantungan dan menderita gejala-gejala putus zat (withdrawal) ketika mereka berhenti menggunakan opioid atau mengurangi jumlahnya. Gejala-gejala withdrawal (putus zat / “sakau”) dapat membuat penderita merasa sangat sakit dan juga:
Ø Berkeringat, goose-bumps
Ø Menguap, hidung berair
Ø Diare, muntah dan kram perut
Ø Gelisah, kram tungkai dan nyeri otot
Ø Tekanan darah tinggi dan denyut nadi cepat
Ø Pikiran yang terburu-buru (racing thoughts)

Terdapat juga prevalensi tinggi terjadinya masalah sosial yaitu:
Ø Masalah hubungan dengan pasangan, teman dan keluarga
Ø Masalah yang berhubungan dengan petugasan dan studi.


RISIKO PENGGUNAAN ZAT DENGAN CARA SUNTIKKAN

Obat apa saja yang disuntikkan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit yang menular melalui darah seperti HIV/AIDS dan hepatitis B dan C. Penggunaan dengan cara menyuntik juga memiliki risiko terjadinya infeksi dan kerusakan kulit serta vena sebagai akibat dari teknik penyuntikkan yang jelek, disuntik berulang-ulang, dan peralatan yang tidak steril. Mereka yang menyuntikkan zat memiliki risiko ketergantungan yang lebih tinggi dan tampaknya cenderung memiliki ketergantungan yang lebih parah dari pada mereka yang tidak menggunakan suntikkan.

Injeksi stimulan seperti amfetamin dan kokain dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis. Masalah dengan vena sangat sering di antara mereka yang menyuntikkan kokain karena kokain menyebabkan mati rasa dan membuat vena-vena menjadi lebih kecil. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk menyuntik dengan benar dan meningkatkan risiko terjadinya injeksi subkutan (injeksi di bawah kulit), sehingga terjadilah abses dan selulitis.

APAKAH NAPZA ITU?

NAPZA

Adalah kepanjangan dari Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat aditif lainnya, Narkotika dan Psikotropika adalah zat psikoaktif yang berpengaruh pada tak/susunansaraf pusat (merangsang atau menekan).Narkotika dan Psikotropika dapat menimbulkan perubahan perilaku,perasaan,pikiran,persepsi dan kesadaran.

Alkohol


Berasal dari fermentasi air dan ragi yang bereaksi dengan bermacam-macam gula dan beragam gandum Alkohol juga mempunyai sifat psikoaktif
oZat aditif adalah zat atau bahan sintetis yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis


Golongan Narkotika

o Mariyuana/ganja/canabis sativa
o Opiat/opioid (semi sintetis)
o Cocaine (semi sintetis)

Golongan Psikotropika

o Ecstasy (sintetis)
o Shabu-shabu
o Obat-obat penenang legal yang harus menggunakan resep dokter atau aturan penggunaan dari dokter antara lain ; diazepam, rohipnol, lexotan, valium, nipam dll

Mariyuana/Ganza


o Berasal dari tumbuhan dengan nama latin CANABIS SATIVA
o Berbentuk ; minyak (canabis), balok (hashis), dikeringkan (ganja, mariyuana)
o Kandungan canabis adalah zat karbon monoksida
o Penyakit yang ditimbulkan kanker, gangguan pernafasan

Opiat/opioid

o Berasal dari bunga opium dan diolah menjadi bubuk
o Contoh yang banyak beredar adalah morphin dan heroin
o Over dosis dapat mengakibatkan kejang-kejang, denyut jantung yang tidak normal sampai kematian

Cocaine

o Merupakan zat semi sintetis, berasal dari daun koka
o Berbentuk serbuk/kristal putih
o Gejala putus zat yang ditimbulkan antara lain depresi, insomnia, gangguan mimpi bertambah, halusinasi, rasa lelah

Alkohol atau minuman keras


o Merupakan zat psikoaktif
o Berasal dari hasil fermentasi
o Gejala yang timbul saat putus zat antara lain gemetar, mual, muntah, cemas dan takut yang berlebihan
o Mengakibatkan kerusakan pada hati

Extasy

o Berasal dari sintetis amphetamine
o Berbentuk tablet/kapsul
dosis mengakibatkan halusinasi, kejang-kejang, peningkatan denyut jantung yang berlebihan
o Gangguan mental organik adalah gejala sisa yang paling sering ditemukan

Shabu

o Berasal dari zat sintetis
o Berbentuk kristal putih seperti tawas yang mudah larut
o Ciri-ciri yang khas setelah pemakaian adalah aktifitas tubuh dipercepat, tidak nafsu makan, menjadi lebih kuat dan cepat, detak jantung dan tekanan darah meningkat
o Gejala putus zat yang timbul antara lain paranoid, emosi tinggi, lelah
o Gangguan psikotik adalah gejala sisa yang paling sering didapat

Dampak yang ditimbulkan

o Internal : fisik, mental, emosional, spritual, kesehatan, finansial
o Eksternal : keluarga, hubungan dengan lingkungan sosial, hukum