Selasa, September 16, 2008

MASALAH-MASALAH KESEHATAN PADA NAFZA

TEMBAKAU

Penggunaan produk-produk tembakau adalah penyebab utama penyakit dan kematian yang berhubungan dengan rokok, dan merupakan masalah kesehatan utama. Merokok secara reguler merupakan faktor risiko sejumlah masalah kesehatan untuk jangka panjang, di antaranya:
Ø penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,
Ø penyakit saluran napas obstruktif kronik (bronkitis kronik, asma, emfisema)
Ø kanker paru, kandung kencing, payudara, mulut, tenggorokan dan esofagus.
· Merokok dapat meningkatkan keparahan atau risiko komplikasi masalah-masalah kesehatan lain, seperti:
Ø tekanan darah tinggi,
Ø diabetes,
Ø asma
· Anak-anak dari orang tua perokok berada pada risiko tinggi mengalami masalah kesehatan, misalnya:
Ø infeksi saluran nafas
Ø alergi dan asma.
Wanita hamil yang merokok merupakan risiko tinggi terjadi:
Ø keguguran
Ø kelahiran prematur,
Ø memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
· Paparan asap rokok terhadap lingkungan (perokok pasif) juga meningkatkan risiko masalah-masalah kesehatan di antara orang-orang yang tidak merokok.
· Penggunaan produk-produk tembakau selain merokok, misalnya dikunyah dan dihirup, juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
· Menggunakan tembakau juga berhubungan dengan:
Ø cepat tua dan pengerutan kulit
Ø nafas berbau,
Ø bau badan.


ALKOHOL

Bagi beberapa orang, alkohol kadar rendah dapat menguntungkan kesehatan, khususnya untuk mengurangi risiko penyakit jantung pada usia pertengahan. Untuk mendapatkan risiko terendah dari penggunaan alkohol yaitu dengan mengkonsumsi rata-rata satu standard minuman per hari untuk pria dan kurang dari satu standard minuman per hari bagi wanita. Namun demikian, konsumsi alkohol yang berlebihan merupakan faktor risiko terjadinya masalah kesehatan dan sosial yang pelik dan merupakan penyebab utama penyakit dan kematian dini.

Intoksikasi akut :
Ø perilaku agresif dan kasar
Ø meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera
Ø mual dan muntah
Ø kelemahan (nyeri kepala, dehidrasi, mual, dll)
Ø mengurangi kemampuan seksual

Konsumsi berlebihan secara kronis dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Risiko tinggi minum alkohol berlebihan berhubungan dengan terjadinya:
Ø tekanan darah tinggi dan stroke
Ø ansietas, depresi dan bunuh diri
Ø penyakit hati
Ø masalah pencernaan, luka dan radang pankreas,
Ø blackouts dan halusinasi
Ø kesukaran mengingat dan memecahkan masalah
Ø cepat tua
Ø impotensi
Ø cedera otak permanen yang menyebabkan hilangnya ingatan, defisit kognitif dan disorientasi,
Ø kesukaran mobilitas sebagai akibat dari osteoporosis, gout, dan otot dan kerusakan saraf,
Ø kanker mulut, tenggorokan, dan payudara


Toleransi dan ketergantungan dapat terjadi setelah penggunaan alkohol berlebihan secara kronis, dan peminum yang ketagihan dapat menderita gejala-gejala putus zat bila mereka mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol mereka. Withdrawal alkohol yang berat dan terkomplikasi dengan tremens delirium merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala withdrawal yaitu:
Ø tremor
Ø berkeringat banyak
Ø ansietas
Ø mual, muntah dan diare
Ø insomnia
Ø nyeri kepala
Ø halusinasi
Ø kejang


Wanita yang mengkonsumsi alkohol selama kehamilan berada pada risiko melahirkan bayi yang menderita sindrom alkohol fetus yaitu terjadinya deformitas dan kegagalan perkembangan otak.

KANABIS

Hampir di seluruh dunia, kanabis atau ganja paling banyak di konsumsi sebagai zat terlarang. Toksisitas kanabis rendah dan hampir tidak ada laporan kematian yang disebabkan oleh kanabis saja. Namun demikian, penyalahgunaan kanabis berhubungan dengan terjadinya sejumlah konsekuensi kesehatan negatif.

Intoksikasi akut dengan kanabis berkaitan dengan meningkatnya risiko:
Ø Ansietas
Ø Disforia
Ø Paranoia
Ø Panik
Ø Nausea
Ø Kerusakan perhatian dan ingatan
Ø Meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan cedera.
Orang-orang dengan riwayat atau keluarga skizofrenia, risiko mengalami psikosis sebagai akibat dari penggunaan kanabis meningkat.
Merokok kanabis atau ganja secara teratur menyebabkan terjadinya banyak risiko pada mereka yang merokok tembakau, sehingga meningkatkan risiko:
Ø Penyakit saluran napas
Ø Kanker paru, kanker saluran cerna dan saluran napas atas.
Merokok kanabis juga meningkatkan keparahan dan risiko komplikasi penyakit seperti:
Ø Tekanan darah tinggi
Ø Penyakit jantung
Ø Asma
Ø Bronkitis
Ø Emfisema
Penggunaan teratur dari kanabis dapat menyebabkan:
Ø Penurunan ingatan dan kemampuan memecahkan masalah
Ø Kehilangan motivasi
Ø Penurunan libido
Ø Depresi
Ø Toleransi dan ketergantungan
Penyalahgunaan kanabis dalam kehamilan memiliki efek-efek yang sama dengan merokok tembakau baik pada ibu maupun bayinya.


KOKAIN

Penyalahgunaan kokain berkaitan dengan terjadinya masalah-masalah kesehatan fisik dan mental yang pelik. Masalah fisik yang paling sering yaitu:
Ø Percepatan denyut jantung
Ø Nyeri kepala
Ø Kehilangan berat badan
Ø Mati rasa
Ø Kulit lembab
Ø Menggaruk-garuk kulit
Ø Meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera
Ø Melemahkan dan mengurangi imunitas terhadap infeksi.

Masalah kesehatan jiwa yaitu:
Ø Sulit tidur
Ø Intense craving
Ø Paranoia
Ø Ansietas
Ø Depresi
Ø Euforia dan mania
Ø Agresif
Ø Kesulitan mengingat sesuatu

Penyalahgunaan berulang-ulang dengan dosis tinggi dapat menyebabkan psikosis

Terdapat risiko bermakna terjadinya komplikasi toksik dan kematian tiba-tiba. Kematian biasanya disebabkan oleh efek-efek kardiovaskular.

Penyalahgunaan kokain berkaitan dengan perilaku yang berisiko tinggi termasuk mengarah pada penyalahgunaan dengan cara menyuntik dan seks bebas sehingga menempatkan pengguna dan pasangannya pada risiko bermakna terjadinya infeksi menular seksual dan virus yang menular melalui darah.

STIMULAN- JENIS AMFETAMIN (AMPHETAMINE TYPE STIMULANT (ATS)

Amfetamin (termasuk dexamphetamin dan methamphetamine) memiliki efek serupa dengan kokain dan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan jiwa.

Masalah fisik:
Ø Sulit tidur
Ø Kehilangan selera makan dan berat badan
Ø Dehidrasi
Ø Nyeri kepala dan nyeri otot
Ø Napas pendek
Ø Tremor dan denyut jantung tidak teratur
Ø Mengurangi ketahanan terhadap infeksi
Ø Ketidakmampuan/kesulitan seksual

Masalah kesehatan jiwa:
Ø Psikosis setelah penyalahgunaan yang berulang-ulang dengan dosis tinggi
Ø Ansietas, depresi, euforia dan mania
Ø Agitasi
Ø Paranoia
Ø Halusinasi
Ø Perilaku agresif dan kasar
Ø Kesulitan mengingat sesuatu

Penyalahgunaan methamphetamine dosis tinggi jangka panjang merupakan faktor risiko terjadinya malnutrisi dan dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak permanen.

Ditemukan juga prevalensi tinggi terjadinya masalah kesehatan yaitu:
Ø Masalah hubungan dengan pasangan, sahabat dan kerabat
Ø Masalah keuangan
Ø Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan sekolah

Ekstasi (MDMA) juga termasuk jenis ATS. Beberapa efeknya sama dengan ATS tapi ekstasi juga berkaitan dengan kondisi yang sangat jarang terjadi, tapi bila terjadi sangat mengancam jiwa yaitu:
Ø Hiperthermia (suhu badan yang sangat tinggi)
Ø Gangguan elektrolit dan air dalam tubuh
Ø Kerusakan hati
Ø Perdarahan otak



Ekstasi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa yang terus menerus, yaitu:
Ø Kesulitan mengingat sesuatu
Ø Depresi
Ø Gangguan panik
Ø “flashbacks” dan delusi

Terdapat bukti bahwa ekstasi adalah zat yang neurotoksik dan menyebabkan kerusakan saraf otak.


INHALAN

Intoksikasi akut dengan inhalan dapat menyebabkan:
Ø Pusing dan halusinasi
Ø Nausea
Ø Drowsiness, disorientasi dan penglihatan kabur
Ø Kehilangan pengendalian diri
Ø Tidak sadar, delirium
Ø Kecelakaan dan cedera
Ø Kematian karena gagal jantung

Penyalahgunaan kronis berkaitan dengan:
Ø Kelelahan
Ø Mata merah dan berair, batuk, pilek, dan bintik-bintik disekitar hidung
Ø Gemetar, tremor, dan reaksi lambat
Ø Kerusakan jatung, paru, hati dan ginjal
Ø Nyeri kepala kronis, masalah sinus dan perdarahan hidung
Ø Ketidaksanggupan pencernaan dan ulkus lambung
Ø Hilang ingatan dan konfusi
Ø Depresi dan agresi.



SEDATIF/ HIPNOTIKA

Penyalahgunaan sedatif dan hipnotika berkaitan dengan:
Ø Drowsiness, pusing, dan bingung-bingung
Ø Ketidakseimbangan berjalan dan jatuh
Ø Depresi
Ø Masalah tidur
Ø Nyeri kepala
Ø Skin rash
Ø Nausea

Toleransi dan ketergantungan terhadap sedatif atau pil-pil tidur dapat terjadi setelah periode pendek penggunaan obat-obat ini. Gejala-gejala witdhdrawal yaitu:
Ø Ansietas dan panik
Ø Insomnia
Ø Nyeri kepala
Ø Berkeringan banyak dan demam
Ø Mual dan muntah
Ø Konvulsi

Bila sedatif digunakan bersama dengan obat-obat depresan lain seperti opioid atau alkohol, maka dapat menyebabkan meningkatnya efek obat-obat tersebut dengan demikian meningkatkan risiko over dosis dan kematian.


HALUSINOGEN

Efek-efek halusinogen tidak dapat diprediksi dan bisa berbeda bagi tiap pengguna atau dalam tiap peristiwa. Dapat menyebabkan:
Ø halusinasi menyenangkan atau tidak menyenangkan
Ø kesulitan tidur
Ø pengambangan mood, ansietas, panik, paranoia atau euforia
Ø kelemahan otot, mati rasa, twitching, tremor atau kejang
Ø denyut jantung meningkat dan tekanan darah
Ø perubahan suhu tubuh dan berkeringat
Ø mual dan muntah

Penyalahgunaan halusinogen jangka panjang dapat meningkatkan efek-efek penyakit jiwa seperti skizofrenia. Pengguna juga dapat mengalami “flashback” – pengulangan kembali secara spontan efek-efek halusinogen yang pernah digunakan dulu.


OPIOID

Memperlambat sistem saraf pusat dan mengurangi nyeri. Efek-efek jangka pendek meliputi:
Ø Mual dan muntah
Ø Pernafasan dangkal
Ø Drowsiness
Ø Konstipasi
Ø Gatal-gatal

Efek-efek jangka panjang yaitu:
Ø Sering terjadi pengeroposan gigi
Ø Konstipasi
Ø Periode menstruasi tidak teratur
Ø Impotensi dan mengurangi libido.

Over dosis opioid terjadi bila sejumlah opioid atau obat-obat depresan lain menyebabkan depresi saluran napas dan orang tersebut tidur sampai koma dan akhirnya meninggal. Risiko kelebihan dosis sangat tinggi bila mereka juga mengkonsumsi alkohol atau sedatif bersama-sama.

Pengguna opioid (heroin) reguler dapat mengalami toleransi dan ketergantungan dan menderita gejala-gejala putus zat (withdrawal) ketika mereka berhenti menggunakan opioid atau mengurangi jumlahnya. Gejala-gejala withdrawal (putus zat / “sakau”) dapat membuat penderita merasa sangat sakit dan juga:
Ø Berkeringat, goose-bumps
Ø Menguap, hidung berair
Ø Diare, muntah dan kram perut
Ø Gelisah, kram tungkai dan nyeri otot
Ø Tekanan darah tinggi dan denyut nadi cepat
Ø Pikiran yang terburu-buru (racing thoughts)

Terdapat juga prevalensi tinggi terjadinya masalah sosial yaitu:
Ø Masalah hubungan dengan pasangan, teman dan keluarga
Ø Masalah yang berhubungan dengan petugasan dan studi.


RISIKO PENGGUNAAN ZAT DENGAN CARA SUNTIKKAN

Obat apa saja yang disuntikkan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit yang menular melalui darah seperti HIV/AIDS dan hepatitis B dan C. Penggunaan dengan cara menyuntik juga memiliki risiko terjadinya infeksi dan kerusakan kulit serta vena sebagai akibat dari teknik penyuntikkan yang jelek, disuntik berulang-ulang, dan peralatan yang tidak steril. Mereka yang menyuntikkan zat memiliki risiko ketergantungan yang lebih tinggi dan tampaknya cenderung memiliki ketergantungan yang lebih parah dari pada mereka yang tidak menggunakan suntikkan.

Injeksi stimulan seperti amfetamin dan kokain dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis. Masalah dengan vena sangat sering di antara mereka yang menyuntikkan kokain karena kokain menyebabkan mati rasa dan membuat vena-vena menjadi lebih kecil. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk menyuntik dengan benar dan meningkatkan risiko terjadinya injeksi subkutan (injeksi di bawah kulit), sehingga terjadilah abses dan selulitis.

Tidak ada komentar: